Painonlinepills – Masyarakat Indonesia sudah sejak zaman kuno mengonsumsi link alternatif rgo303 nasi sebagai makanan utama. Kebiasaan yang berlangsung sampai saat ini membuat kebutuhan beras kian tinggi.
Berbagai upaya memenuhi kebutuhan beras dilakukan pemerintah. Yang terbaru Menko bidang Kemaritiman dan Investasi (Menkomarinves) Luhut Panjaitan telah meminta China melakukan transfer teknologi di bidang pembibitan padi. Permintaan ke China dilakukan karena mereka sukses mencapai swasembada beras, salah satunya, lewat inovasi padi hibrida.
Padi hibrida membuat hasil panen bisa dua kali lipat dari biasanya. Inovasi ini ditemukan oleh Yuan Longping pada 1962. Sejarah membuktikan bahwa temuan Yuan Longping menjadi terobosan baru. Berkat dia, China dan banyak negara lain mengalami kenaikan produksi dalam skala luar biasa. Jutaan masyarakat pun tak jadi mati kelaparan.
Hanya saja, kesuksesan padi hibrida di China menemui jalan terjal saat diterapkan di Indonesia.
Meski ditemukan sejak dekade 1960-an, varietas padi hibrida baru muncul di Tanah Air 40 tahun kemudian. Pada 2003 pemerintah memperkenalkan varietas pertama padi hibrida komersial.
Namun, berdasarkan riset Indra Krishnamurti dan Muhammad Diheim Biru dari Center for Indonesian Policy Studies diketahui terdapat anomali dalam pelaksanaan penanaman padi hibrida. Di luar negeri mayoritas berhasil, sementara di Indonesia kebalikannya.
Pada dua tahun pertama, tak banyak petani mengadopsi padi hibrida. Barulah di tahun 2006 dan 2009 usai pemerintah mensubsidi benih, padi hibrida mengalai kenaikan 5,2% dari luas total tanam padi. Akan tetapi setelahnya, pertumbuhan mandek dan terus menurun. Bahkan di tahun 2017, padi hibrida hanya memiliki luas 0,4% dari area tanam padi keseluruhan.
Riset Center for Indonesian Policy Studies menjelaskan beberapa alasannya, seperti minimnya penyediaan benih, kerentanan terhadap penyakit, harga benih mahal, kurangnya keterampilan, dan ketidaksesuaian tekstur nasi dengan lidah masyarakat Indonesia.
Khusus alasan terakhir, riset tersebut menjelaskan penyediaan benih di Indonesia hanya cocok dengan lidah masyarakat Jawa. Orang Jawa suka nasi yang pulen. Berbeda dengan orang luar Jawa yang suka nasi pera. Masalahnya, pada tahun-tahun awal padi hibrida, bibit hibrida hanya menyediakan nasi pulen, bukan nasi pera.
“Dengan keragaman selera tersebut, jelas bahwa rgo303 live chat diperlukan berbagai macam benih
padi, dan tidak ada satu jenis benih yang bisa memenuhi semua permintaan,” ungkap Indra Krishnamurti dan Muhammad Diheim Biru dari Center for Indonesian Policy Studies.
Meski ada catatan buruk tersebut, semua lahan yang ditanam padi hibrida terbukti menuai hasil positif, sebut saja yang berada di Bali dan Lombok. Secara keseluruhan, para petani di sana mengaku puas menanam padi hibrida. Produksinya melonjak dua kali lipat. Begitu juga keuntungan yang didapat ketika panen.
Sampai saat ini, pemerintah terus melakukan pembenahan untuk menggenjot padi hibrida. Hasilnya sudah berjalan baik dibanding ketika awal berlangsung.
“Pengembangan padi hibrida di Indonesia sudah berjalan, dan varietas yang tersedia saat ini jauh lebih baik daripada yang paling awal, dalam hal produktivitas, ketahanan terhadap penyakit, cuaca, dan rasa/tekstur. Namun, padi hibrida belum diterima secara luas,” demikian kesimpulan riset tersebut.
Hal itu juga diakui oleh Kementerian Pertanian (Kementan). Mengutip situs resmi Kementan, peneliti Balai Besar Padi Sukamadi pernah mengungkapkan, adopsi teknologi padi hibrida masih rendah, yakni di bawah 5 persen pada kurun waktu 2013-2017. Disebutkan, tngkat pengembangan benih padi hibrida sangat tergantung dari permintaan pasar, yaitu adopsi dari pengembangan padi hibrida.
Masih rendahnya adopsi padi hibrida di tingkat petani disebabkan oleh beberapa faktor. Mulai dari proses produksi benih padi yang rumit, serta produksi benih padi yang melibatkan galur mandul jantan. Proses ini secara alamiah memiliki rendemen benih lebih rendah dibandingkan padi normal, yaitu sekitar 1,5 ton per hektare (ha). Akibatnya, harga benih padi hibrida lebih mahal dibandingkan dengan benih padi Inbrida.
Karena itu lah, ketersediaan benih hibrida di toko pertanian menjadi terbatas akibat terbatasnya jumlah produsen atau penangkar benih,
Selain itu, produktivitas varietas unggul yang memberikan keunggulan heterosis sekitar 10 persen dibandingkan padi inbrida. Padahal pada tingkat penelitian dan pengkajian angkanya bisa mencapai 15-20 persen.